Lagi-lagi Rumah Hijau
Lagi-lagi Rumah Hijau
Tambahan (melengkapi entri sebuah sayembara Rumah
Hijau yang dikirim beberapa bulan lalu) agar semakin giat lagi belajar :p
Bagaimana definisi rumah hijau menurutmu? Apakah cukup
dengan faktor hemat energi, penggunaan material dan teknologi, atau sampai
mencakup perhitungan yang memusingkan kepala? Bahkan sayembara yang diadakan
lembaga yang konsen dengan isu hijau ini juga mengeluarkan parameter hijaunya,
lengkap dengan tabel perhitungan. Wow!
Daripada pusing-pusing, mari kita kembali ke masa
lampau! Mudah. Kelihatannya menyederhanakan sesuatu hal bukan sikap yang bijak,tapi
saya hanya ingin mengajak untuk menengok, mempertanyakan kembali arsitektur
hijau kita saat ini.
Tidak bisa dipungkiri, parameter hijau untuk
arsitektur di Indonesia banyak dipengaruhi konsep-konsep dari negara-negara
maju yang punya teknologi sains maju. Berbeda halnya dengan kebanyakan daerah
di Indonnesia, belum punya teknologi dan sains yang mumpuni untuk mengikuti
secara total parameter-parameter dari negara maju tersebut. Paling banter cuma penggunaan faktor matahari
atau penggunaan material-material sampah (ada yang lain?).
Tidak apa. Ibarat sudah ketinggalan kereta, lebih baik
menunggu kereta berikutnya daripada mengejar kereta tadi tapi kelupaan barang
bawaan, mengutip kilah Adi Purnomo menanggapi keadaan arsitektur kita saat ini.
Ya,lebih baik menengok kembali arsitektur kita kan?
Rumah hijau = Manusia Hijau =Manusia Sehat?
Oke, letak site bebas, kondisi bebas. Saya bayangkan
saja sebuah keluarga kecil di sebuah kota besar. Jakarta misalnya. Pertanyaannya, rumah macam apa
sebetulnya yang dibutuhkan keluarga kecil itu? Apalagi ditambah dengan label
hijau.
Kita bisa menemukan fakta bahwa kehidupan
manusia-manusia di kota-kota besar kita sebagian besar habis di luar rumah,
sedangkan hampir sepertiga waktu mereka
habis untuk istirahat di dalam rumah. Berapa banyak waktu efektif untuk
menikmati keadaan rumah mereka? Tidak ada sepertiga! Itu pun bila weekend tidak melancong ke luar rumah. Kenyataan
ini membuat saya berpikir untuk membuat rumah keluarga ini menjadi pelengkap
yang sempurna bagi penatnya kehidupan di kota besar.
Bagaimana itu? Rumah yang nyaman, seperti suasana
liburan di pedesaan. Sehabis pulang kerja bisa nikmat minum teh di teras rumah
dengan pekarangan luas, semilir angin sore, dan riuh riang anak-anak yang
sedang bermain di halaman depan sambil sesekali mereka melempari ikan-ikan di
kolam dengan kerikil. Hey!awas! Dan
bayangkan bagaimana ketika pagi sewaktu bangun, yang kita temui adalah
udara pagi yang bersih dengan kicauan burung-burung di pepohonan. Secara
psikologis, suasana rileks seperti itu mampu meningkatkan produktivitas
seseorang, membuat sehat dan tidak lelah.
Kehidupan langka bukan? Itu yang hendak saya
buat.
Komentar